Pada artikel sebelumnya saya membahas Pengertian Peer Review Pada Proses Publikasi Ilmiah dan pada kesempatan ini saya akan membahas jenis-jenis peer review. Terdapat beberapa jenis yang dapat digunakan untuk merujuk pada proses peer review, di antaranya adalah:
- Refereeing: Istilah ini digunakan secara luas di beberapa disiplin ilmu, terutama di bidang ilmu sosial dan humaniora. Refereeing merupakan proses evaluasi dan penilaian naskah oleh seorang atau beberapa penelaah ahli di bidang yang sama.
- Expert review: Istilah ini merujuk pada proses evaluasi yang dilakukan oleh para ahli di bidang yang sama dengan penulis naskah. Expert review sering digunakan dalam pengajuan proposal penelitian atau grant.
- Blind review: Blind review merujuk pada proses peer review di mana identitas penulis disembunyikan dari penelaah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi bias penelaah dan memastikan bahwa naskah dinilai berdasarkan kualitasnya.
- Double-blind review: Double-blind review mirip dengan blind review, namun identitas penelaah juga disembunyikan dari penulis naskah. Proses ini dilakukan untuk mengurangi bias kedua belah pihak dan memastikan penilaian yang objektif.
- Open review: Open review merupakan proses peer review di mana identitas penulis dan penelaah diungkapkan secara terbuka. Hal ini memungkinkan penulis dan penelaah untuk berkomunikasi langsung dan memperbaiki naskah sebelum publikasi.
- Post-publication peer review: Proses ini terjadi setelah suatu karya ilmiah diterbitkan. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi kualitas dan keandalan karya ilmiah setelah diterbitkan, serta memperbaiki kesalahan atau kekurangan yang terjadi. Post-publication peer review dapat dilakukan oleh para peneliti atau pembaca karya ilmiah yang tertarik dengan topik tersebut.
- Editorial review: Editorial review adalah proses evaluasi karya ilmiah oleh editor jurnal atau penerbit sebelum proses peer review dimulai. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa karya ilmiah memenuhi persyaratan dasar jurnal atau penerbit, seperti topik yang relevan, format yang sesuai, dan bahasa yang jelas.
- Preprint peer review: Preprint peer review adalah proses evaluasi naskah sebelum diterbitkan sebagai preprint (versi awal naskah) di repositori online. Preprint peer review dapat dilakukan oleh para ahli di bidang yang sama atau oleh komunitas ilmiah secara luas. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas dan keandalan naskah sebelum dipublikasikan di jurnal atau media lainnya.
- Collegial review: Proses ini melibatkan penilaian karya ilmiah oleh sekelompok peneliti atau akademisi yang bekerja di bidang yang sama. Tujuannya adalah untuk memberikan umpan balik dan saran dari sudut pandang berbeda sebelum karya ilmiah diajukan ke jurnal atau penerbit.
- Internal review: Internal review adalah proses evaluasi naskah yang dilakukan oleh organisasi atau institusi tempat penulis bekerja atau studi. Hal ini dilakukan untuk memastikan kualitas dan keandalan karya ilmiah sebelum diajukan ke jurnal atau penerbit.
- Open access peer review: Proses ini memungkinkan publik untuk mengakses naskah dan komentar penelaah secara gratis. Dalam peer review terbuka, komentar penelaah dapat dilihat oleh semua orang, termasuk penulis dan pembaca. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan mempromosikan diskusi ilmiah yang terbuka.
- Rapid peer review: Jenis peer review ini menekankan pada kecepatan dan efisiensi dalam menyelesaikan proses peer review. Proses ini dilakukan dalam waktu singkat, biasanya dalam beberapa hari atau minggu. Rapid peer review cocok untuk penelitian yang sangat penting atau kontroversial dan memerlukan evaluasi segera.
- Hybrid peer review: Proses ini menggabungkan beberapa jenis peer review, seperti blind review dan open review, untuk mencapai hasil yang optimal. Hybrid peer review dapat memberikan keuntungan dari masing-masing jenis peer review dan mengurangi kelemahan dari satu jenis peer review saja.
- Collaborative peer review: Proses ini melibatkan kolaborasi antara penulis dan penelaah selama proses peer review. Penulis dan penelaah bekerja sama untuk memperbaiki naskah dan meningkatkan kualitasnya. Proses ini bertujuan untuk mencapai hasil yang lebih baik dan mempercepat proses peer review.
- Transferable peer review: Proses ini memungkinkan naskah yang telah dinilai oleh satu jurnal atau penerbit untuk ditransfer ke jurnal atau penerbit lainnya tanpa harus melewati proses peer review yang sama. Transferable peer review dapat menghemat waktu dan usaha bagi penulis dan penelaah, serta mempercepat publikasi karya ilmiah.
- Interactive peer review: Jenis ini memungkinkan penulis dan penelaah untuk berinteraksi dan berdiskusi secara langsung melalui platform online. Hal ini memungkinkan penelaah untuk memberikan umpan balik yang lebih terperinci dan penulis dapat mengajukan pertanyaan dan meminta klarifikasi tentang saran yang diberikan.
- Bias-free peer review: Proses ini bertujuan untuk mengurangi bias yang dapat terjadi dalam proses peer review. Bias dapat terjadi karena faktor-faktor seperti asal institusi, jenis kelamin, atau ras penulis. Bias-free peer review melibatkan upaya untuk menghilangkan atau mengurangi faktor-faktor ini agar penilaian naskah lebih obyektif.
- Registered report peer review: Proses ini mengharuskan penulis untuk mengajukan proposal penelitian sebelum melakukan penelitian tersebut. Proposal ini akan dinilai oleh penelaah untuk memastikan bahwa metode penelitian yang digunakan valid dan dapat menghasilkan hasil yang bermanfaat. Setelah proposal disetujui, penulis dapat melanjutkan penelitian dan naskah hasil penelitian akan dinilai lagi oleh penelaah sebelum diterbitkan.
- Single-blind peer review: Jenis peer review ini hanya menyembunyikan identitas penelaah dari penulis naskah, tetapi penelaah tetap mengetahui identitas penulis. Hal ini bertujuan untuk mengurangi bias yang dapat terjadi karena faktor seperti asal institusi atau reputasi penulis.
- Double-blind peer review: Proses ini menyembunyikan identitas penulis dan penelaah dari satu sama lain. Penilaian naskah dilakukan tanpa pengetahuan tentang identitas penulis atau institusinya. Double-blind peer review bertujuan untuk memastikan bahwa penilaian naskah dilakukan secara obyektif dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti reputasi penulis atau institusi.
- Post-publication peer review: Jenis ini dilakukan setelah sebuah karya ilmiah diterbitkan dan tersedia untuk dibaca oleh publik. Dalam post-publication peer review, pembaca dapat memberikan komentar dan umpan balik terhadap karya ilmiah tersebut. Hal ini memungkinkan penulis untuk memperbaiki atau memperbarui karyanya, serta meningkatkan kualitas publikasi ilmiah secara keseluruhan.
- Journal club peer review: Proses ini dilakukan dalam kelompok diskusi atau journal club. Kelompok ini terdiri dari penulis naskah dan penelaah, serta anggota kelompok lainnya yang tertarik dengan topik penelitian. Diskusi dilakukan secara terbuka dan interaktif, sehingga semua anggota kelompok dapat memberikan masukan dan umpan balik terhadap naskah.
- Single-reviewer peer review: Jenis ini melibatkan satu penelaah yang bertanggung jawab untuk menilai naskah dan memberikan umpan balik kepada penulis. Single-reviewer peer review sering digunakan dalam jurnal yang menerima sedikit naskah atau dalam kasus di mana penelaah yang mempunyai keahlian spesifik sulit ditemukan.
- Crowd-sourced peer review: Proses ini melibatkan partisipasi dari banyak penilaian, termasuk pembaca umum atau komunitas yang berpengalaman dalam topik tertentu. Crowd-sourced peer review memungkinkan banyak perspektif dan umpan balik yang berbeda, sehingga penulis dapat memperoleh masukan yang bervariasi dan meluas.
- Post-publication rating and commenting: Jenis ini adalah proses penilaian yang dilakukan oleh pembaca yang hanya memberikan penilaian berupa rating dan komentar terhadap karya ilmiah yang sudah diterbitkan. Hal ini memungkinkan penulis untuk mendapatkan umpan balik yang cepat dan mudah dari pembaca, serta meningkatkan visibilitas publikasi ilmiah tersebut.
- Preprint peer review: Preprint adalah salinan naskah yang dikirimkan ke repositori umum sebelum publikasi di jurnal ilmiah. Proses peer review pada preprint melibatkan penilaian oleh rekan sejawat, yang memberikan umpan balik pada preprint sebelum naskah tersebut diterbitkan di jurnal.
- Open peer review: Proses ini melibatkan penelaah dan penulis yang saling mengenal dan dapat berkomunikasi secara terbuka dan transparan. Selain itu, semua komentar dan umpan balik yang diberikan selama proses peer review akan diterbitkan bersama dengan naskah.
- Transferable peer review: Proses ini memungkinkan naskah yang ditolak dari satu jurnal dapat ditransfer ke jurnal lainnya dengan cepat dan mudah. Peer review pada naskah tersebut dapat ditransfer bersama dengan naskah, sehingga penilaian ulang dapat dilakukan dengan lebih efisien.
- Post-acceptance peer review: Proses ini dilakukan setelah naskah diterima untuk dipublikasikan di jurnal. Peer review pada tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa naskah tetap memenuhi standar kualitas dan kesesuaian dengan topik jurnal sebelum publikasi.
- Open identity peer review: Proses ini melibatkan penelaah yang menunjukkan identitasnya secara terbuka, dan semua komentar dan umpan balik yang diberikan akan diterbitkan bersama dengan naskah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam proses peer review.
- Collaborative peer review: Proses ini melibatkan kerja sama antara penilaian dan penulis dalam peninjauan naskah, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas publikasi ilmiah. Dalam collaborative peer review, penilaian dan penulis saling berinteraksi dan memberikan umpan balik yang saling memperbaiki dan memperkaya naskah.
- Pre-refereeing: Proses ini melibatkan penilaian awal atau tinjauan sebelum proses peer review resmi dimulai. Pre-refereeing bertujuan untuk memberikan umpan balik awal tentang kualitas dan potensi sebuah naskah, sehingga penulis dapat memperbaiki naskah sebelum menjalani proses peer review resmi.
- Single-blind peer review: Jenis ini melibatkan penilaian yang dilakukan oleh penelaah yang identitasnya dirahasiakan dari penulis naskah. Tujuannya adalah untuk meminimalkan bias dan meningkatkan objektivitas dalam proses peer review.
- Double-blind peer review: Jenis ini melibatkan penilaian yang dilakukan secara anonim, di mana identitas penelaah dan penulis naskah sama-sama dirahasiakan. Tujuannya adalah untuk meminimalkan bias dan meningkatkan objektivitas dalam proses peer review.
- Triple-blind peer review: Jenis ini merupakan variasi dari double-blind peer review, di mana identitas penelaah, penulis naskah, dan editor yang mengoordinasi proses peer review sama-sama dirahasiakan. Tujuannya adalah untuk meminimalkan bias dan meningkatkan objektivitas dalam proses peer review.
- Hybrid peer review: Proses ini melibatkan kombinasi dari beberapa jenis peer review, seperti single-blind dan open peer review, dalam satu proses peninjauan naskah. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kelemahan dari masing-masing jenis peer review dan meningkatkan kualitas naskah.
- Anonymous peer review: Jenis ini melibatkan penilaian yang dilakukan oleh penelaah yang tidak mengungkapkan identitasnya kepada penulis atau pembaca naskah. Tujuannya adalah untuk meminimalkan kemungkinan adanya bias atau persepsi subjektif selama proses peninjauan.
- Expert peer review: Proses ini melibatkan penilaian yang dilakukan oleh seorang atau beberapa penelaah yang dianggap sebagai ahli di bidang yang sama dengan topik naskah yang ditinjau. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa naskah dievaluasi oleh orang-orang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang topik yang dibahas.
- Crowd-sourced peer review: Jenis ini melibatkan penilaian yang dilakukan oleh sejumlah besar orang atau komunitas secara online, seperti melalui platform open-access. Tujuannya adalah untuk memperluas cakupan peninjauan dan mendapatkan sudut pandang yang beragam tentang naskah.
- Journal club peer review: Proses ini melibatkan diskusi dan penilaian naskah dalam kelompok atau klub jurnal yang terdiri dari para peneliti dan ahli di bidang yang sama. Tujuannya adalah untuk membahas dan mengevaluasi naskah secara mendalam dalam konteks yang lebih terstruktur dan terfokus.
Dengan berbagai jenis peer review yang ada, penulis dan peneliti dapat memilih jenis peer review yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya, serta meningkatkan kualitas dan validitas publikasi ilmiah yang dihasilkan. Selain itu para editor dan pengelola jurnal juga perlu memberikan kejelasan secara terbuka kepada para penulis agar mengetahui apakah proses peer review yang dilakukan di jurnal tersebut sesuai dengan maksud dan tujuan dari publikasi. Begitu pula dengan para pemilik kebijakan agar tidak serta merta hanya mengkultuskan salah satu jenis peer review yang bisa diakui karena nyatanya kompleksitas masalah penelitian berbeda-beda. Dengan demikian, pemahaman jenis-jenis peer review naskah pada proses publikasi ilmiah ini dapat meningkatkan kualitas dan kredibilitas penelitian.