Dalam dunia akademik, publikasi di jurnal-jurnal terkemuka merupakan hal penting untuk mendapatkan pengakuan dan meningkatkan reputasi. Salah satu acuan yang sering digunakan adalah indeks Scopus, yang mencakup ribuan jurnal ilmiah di berbagai bidang. Namun, penting bagi peneliti dan mahasiswa untuk memahami konsep jurnal discontinued Scopus agar terhindar dari jurnal abal-abal yang merugikan. Artikel ini akan membahas apa itu jurnal discontinued, bagaimana cara mengetahui jurnal discontinued, penyebab jurnal discontinued, dan ciri-ciri jurnal yang berpotensi discontinued.
Apa itu Jurnal Discontinued Scopus?
Jurnal discontinued Scopus merujuk pada jurnal-jurnal yang sebelumnya terdaftar di dalam indeks Scopus, namun kemudian dihapus dari daftar tersebut. Penghapusan ini dilakukan oleh Scopus sebagai tindakan untuk menjaga integritas dan kredibilitas basis data mereka. Jurnal-jurnal discontinued bisa dihapus karena berbagai alasan, termasuk pelanggaran etika publikasi, kualitas penelitian yang buruk, atau penyalahgunaan sistem. Mengenali jurnal-jurnal discontinued penting agar peneliti dan mahasiswa tidak terjebak dalam publikasi di jurnal abal-abal.
Akibat Mempublikasikan di Jurnal Discontinued
Terbit di jurnal discontinued dapat memiliki konsekuensi yang merugikan bagi peneliti dan akademisi. Salah satu akibatnya adalah penurunan reputasi akademik. Publikasi di jurnal discontinued menimbulkan keraguan terhadap kualitas dan validitas penelitian yang dilakukan. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap citra dan kredibilitas peneliti di komunitas ilmiah. Lebih lanjut, peneliti dapat kehilangan kesempatan untuk berkolaborasi dengan rekan sejawat yang lebih menghargai publikasi di jurnal-jurnal terkemuka. Selain itu, dampaknya juga dapat terasa dalam proses seleksi beasiswa, pengajuan proposal penelitian, dan promosi akademik. Pihak-pihak yang menilai kualitas dan sumbangsih akademik seseorang mungkin meragukan nilai dan dampak penelitian yang diterbitkan di jurnal discontinued. Oleh karena itu, sangat penting bagi peneliti dan mahasiswa untuk berhati-hati dan melakukan riset yang cermat sebelum memilih jurnal untuk publikasi guna menghindari akibat negatif terbit di jurnal discontinued.
Cara Mengetahui Jurnal Discontinued
Ada beberapa cara untuk mengetahui apakah suatu jurnal telah discontinued dari indeks Scopus. Salah satunya adalah dengan mengunjungi situs web resmi Scopus dan menggunakan fitur pencarian yang disediakan. Dengan memasukkan nama jurnal yang ingin diperiksa, kita dapat melihat apakah jurnal tersebut masih terdaftar atau sudah dihapus. Selain itu, ada juga beberapa situs web independen yang menyediakan daftar jurnal discontinued Scopus yang dapat dijadikan referensi.
Penyebab Jurnal Discontinued
Ada beberapa penyebab umum mengapa jurnal dapat discontinued dari indeks Scopus. Pertama, pelanggaran etika publikasi, seperti plagiarisme, penulis yang tidak sah, atau manipulasi data, dapat menjadi alasan utama penghapusan. Kedua, kualitas penelitian yang buruk atau kurang memenuhi standar ilmiah juga dapat menjadi faktor. Jurnal-jurnal yang tidak menjalankan proses tinjauan sejawat yang ketat atau yang menerbitkan penelitian yang tidak relevan atau kurang berkualitas, berisiko discontinued. Terakhir, penyalahgunaan sistem, seperti mencoba memanipulasi peringkat atau menciptakan jurnal palsu untuk mendapatkan keuntungan finansial, juga dapat menyebabkan discontinued.
Ciri-ciri Jurnal yang Berpotensi Discontinued
Mengetahui ciri-ciri jurnal yang berpotensi discontinued dapat membantu dalam menghindari jurnal abal-abal. Pertama, perhatikan reputasi editorial jurnal tersebut. Jurnal-jurnal terkemuka biasanya memiliki tim editor dan dewan editorial yang terdiri dari ahli-ahli terkemuka di bidangnya. Jika jurnal tersebut tidak memiliki informasi yang jelas tentang editorial board, perlu dicurigi.
Selain itu, perhatikan juga proses tinjauan sejawat yang diterapkan oleh jurnal tersebut. Jurnal-jurnal berkualitas akan menjalankan proses tinjauan sejawat yang ketat untuk memastikan kualitas penelitian yang diterbitkan. Proses ini melibatkan penelaahan oleh pakar-pakar yang tidak terafiliasi dengan jurnal tersebut. Jika jurnal tidak memiliki kebijakan tinjauan sejawat yang jelas atau tidak mempublikasikan hasil tinjauan sejawat, maka hal ini dapat menimbulkan keraguan terhadap kualitas dan keandalan jurnal tersebut.
Perhatikan juga ketersediaan informasi mengenai indeksasi jurnal. Jurnal-jurnal terkemuka biasanya akan mencantumkan informasi mengenai indeksasi mereka, termasuk keanggotaan dalam Scopus, Web of Science, atau indeks-indeks ilmiah terkemuka lainnya. Jika jurnal tersebut tidak memberikan informasi yang jelas mengenai indeksasi, maka perlu dicurigai.
Selain ciri-ciri tersebut, penting juga untuk melihat reputasi penerbit jurnal. Jurnal-jurnal berkualitas biasanya diterbitkan oleh penerbit yang memiliki reputasi yang baik dalam komunitas akademik. Lakukan riset tentang penerbit tersebut, periksa sejarah publikasi mereka, dan lihat apakah mereka terkait dengan skandal publikasi atau memiliki keluhan yang sering diajukan oleh peneliti.
Berkonsultasilah dengan rekan sejawat atau sesama peneliti yang memiliki pengalaman dalam publikasi. Mereka dapat memberikan saran dan panduan berharga dalam memilih jurnal yang tepat untuk publikasi. Diskusikan pengalaman mereka dengan jurnal tertentu, apakah mereka memiliki pengalaman buruk atau positif dengan jurnal tersebut.
Kesimpulannya, mengetahui jurnal discontinued Scopus dan mampu mengenali ciri-ciri jurnal yang berpotensi discontinued adalah langkah penting dalam menghindari jurnal abal-abal. Perhatikan reputasi editorial, proses tinjauan sejawat, informasi indeksasi, dan reputasi penerbit dalam memilih jurnal yang berkualitas. Jurnal-jurnal berkualitas akan memberikan nilai tambah bagi penelitian Anda dan membangun reputasi akademik yang kuat.
Untuk informasi lebih lanjut terkait jurnal discontonued Propublikasi menyediakan wadah konsultasi Gratis di tautan berikut https://propublikasi.com/prokonsultan/.